Rabu, 29 Januari 2014

TUGAS LAMA YANG BARU/TUGAS BARU YANG LAMA

Entah mana yang lebih pas, tugas lama yang baru atau tugas baru yang lama. Kemarin adalah hari pelantikan bagi direktur pascasarjana, kepala lembaga dan sekretaris, serta kepala unit pelaksana di lingkungan IAIN Tulungagung.
Awal mula saat saya mengabdi di STAIN Tulungagung sebelum berubah menjadi IAIN Tulungagung ditugaskan sebagai anggota Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) yang bertugas membantu kerja lembaga tersebut, yang memang berat sekali tugasnya karena selain harus membuat institusi kampus menjadi semakin bermutu juga PPMP sendiri harus bermutu, sayangnya waktu itu saya tidak bisa membantu secara maksimal, karena pada tahun berikutnya saya diminta menjadi kaprodi PAI program pascasarjana (S2) sampai kemarin hari rabo, 29 Januari 2014 akhirnya saya harus membantu PPMP dengan nama baru yaitu Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) sebagai sekretaris. Sehingga ini saya sebut sebagai tugas lama yang baru sebab sudah lama terlibat dengan masalah mutu, standar, prosedur, audit dsb, tetapi baru dilantik, atau tugas baru yang lama, sebab perubahan nama dari PPMP menjadi LPMP merupakan tugas baru untuk menjadikan IAIN menjadi semakin berkualitas, dengan pengalaman lama mudah2an masih bisa merestorasi kembali serta merekonstruksi sistem baru yang lebih baik.
Memperbaiki mutu lembaga pendidikan dan pendidikan itu sendiri, perlu keterlibatan semua pihak terutama leader dan manajer puncak, sebab jika tidak posisi LPM akan selalu dilemahkan karena bagi orang yang tidak faham akan pentingnya menjaga dan menjamin mutu hanya dianggap sebagai polisi kampus saja yang tugasnya mencari salah atau dalambahasa ISO 9001:2008 adalah nonconformity (ketidaksesuaian) antara janji dengan kenyataan, padahal tugas LPM tidak hanya mencari kesalahan, tetapi membangun sistem, menjalankannya, mengaudit, serta memperbaiki kesalahan-kesalahan prosedur untuk meningkatkan performansi lembaga. Dengan demikian, butuh komitmen dari semua civitas akademika IAIN Tulungagung.
Apapun itu, bahwa jabatan apapun adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Mudah2an Allah swt memudahkan langkah kita semua dan semoga menjadi semakin baik, berkualitas dan berkah. Amin

Selasa, 14 Januari 2014

MAULID ROSUL MUHAMMAD SAW

MENGIKUT RASUL SAW ATAU MENELADANINYA?

Muhammad saw adalah sosok yang paling sempurnya, karena kesempurnaannya itulah maka sebagai umatnya tentu perlu senantiasa berusaha untuk mencontohnya. Pertanyaan kemudian apakah kita harus mengikuti rasul atau meneladinya. Pertama, Rasul saw pergi ke gua Hira untuk menerima wahyu pertama, ini perlu kita ikuti atau teladani. Kedua, rasul saw menjadikan shalat sunnah malam seperti shalat wajib, ini kita ikuti atau teladani. Ketiga, rasul saw panjang rambutnya sebahu, kita ikuti atau teladani. Keempat, rasul saw berpoligami ini kita ikuti atau teladani. Kelima, rasul melakukan isro' mi'roj dalam rangka menghadap Allah SWT untuk menerima perintah Shalat, ini kita ikuti atau teladani???. Pertanyaan itulah yang harus kita jawab sebagai umatnya.
Begitu sempurnanya rasul saw sehingga kita sebagai umatnya tidak diwajibkan untuk meniru apa yang dilakukan rasul tetapi meneladinya, artinya hal -hal apa yang bisa kita contoh dari pribadi rasul saw, Muhammad al Basyar Laakal Basyari (Muhammad itu manusia tetapi tidak seperti manusia) pada umumnya. Sebab di samping beliau manusia pilihan, guru (pendidik) beliau adalah langsung Allah swt melalui malaikat Jibril sebagai pembimbingnya.
Tidaklah berlebihan jika sebagai umatnya kita merayakan kelahirannya (Maulid Nabi), bahkan semestinya setiap hari kita mengingat rasul  saw sebagai teladan yang mulia. Maulid Nabi hanyalah satu upaya dari pemerintah dan ulama Indonesia serta mungkin negara muslim lainnya untuk menjadikan momentum ini sebagai sarana untuk senantiasa meneladani akhal rasul saw baik kepada Allah swt, sesama dan alam sehingga menjadi Insan Kamil (manusia sempurna) yang rahmatan lil alamiin.
Wallahu 'alamu bishowab.