MENGIKUT RASUL SAW ATAU MENELADANINYA?
Muhammad saw adalah sosok yang paling sempurnya, karena kesempurnaannya itulah maka sebagai umatnya tentu perlu senantiasa berusaha untuk mencontohnya. Pertanyaan kemudian apakah kita harus mengikuti rasul atau meneladinya. Pertama, Rasul saw pergi ke gua Hira untuk menerima wahyu pertama, ini perlu kita ikuti atau teladani. Kedua, rasul saw menjadikan shalat sunnah malam seperti shalat wajib, ini kita ikuti atau teladani. Ketiga, rasul saw panjang rambutnya sebahu, kita ikuti atau teladani. Keempat, rasul saw berpoligami ini kita ikuti atau teladani. Kelima, rasul melakukan isro' mi'roj dalam rangka menghadap Allah SWT untuk menerima perintah Shalat, ini kita ikuti atau teladani???. Pertanyaan itulah yang harus kita jawab sebagai umatnya.
Begitu sempurnanya rasul saw sehingga kita sebagai umatnya tidak diwajibkan untuk meniru apa yang dilakukan rasul tetapi meneladinya, artinya hal -hal apa yang bisa kita contoh dari pribadi rasul saw, Muhammad al Basyar Laakal Basyari (Muhammad itu manusia tetapi tidak seperti manusia) pada umumnya. Sebab di samping beliau manusia pilihan, guru (pendidik) beliau adalah langsung Allah swt melalui malaikat Jibril sebagai pembimbingnya.
Tidaklah berlebihan jika sebagai umatnya kita merayakan kelahirannya (Maulid Nabi), bahkan semestinya setiap hari kita mengingat rasul saw sebagai teladan yang mulia. Maulid Nabi hanyalah satu upaya dari pemerintah dan ulama Indonesia serta mungkin negara muslim lainnya untuk menjadikan momentum ini sebagai sarana untuk senantiasa meneladani akhal rasul saw baik kepada Allah swt, sesama dan alam sehingga menjadi Insan Kamil (manusia sempurna) yang rahmatan lil alamiin.
Wallahu 'alamu bishowab.
Wah selamat kang...smoga manfaat..
BalasHapus