Kamis, 10 Oktober 2013

MENTAL PENUMPANG PARA AKADEMISI

Akademisi merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang berpendidikan tinggi. Tulisan Jawa pos, 3/10/2013 yang menyebutkan berdasarkan data dari Kemendikbud lebih dari seratus pendidik yang diduga menjiplak karya orang lain sebagai syarat kenaikan pangkat, rata-rata di antara mereka adalah dosen perguruan tinggi setingkat guru besar, lektor maupun lektor kepala. Selanjutnya Ditjen Dikti memasukkan 400 PTS di antara 3000-an PTS ke dalam daftar hitam karena memalsukan dokumen atau data untuk memenuhi  rasio dosen dan mahasiswa.

Dalam tulisan Ainna Amalia pada jawa pos (9/10/2013) dengan mengutip pendapat Rhenald Kasali bahwa ketidakjujuran dapat merujuk pada dua kategori orang, yaitu: pertama, tipe penumpang (pesengger), dan kedua, tipe pengemudi (driver). Pada dunia akademik, tipe pertama (penumpang) adalah akademis yang memiliki tipe kurang inisiatif, tidak mau susah, senang mencari jalan pintas, melakukan cara-cara instan untuk mendapatkan sesuatu, pragmatis, kurang kritis dan tidak memiliki idealisme.sedangkan tipe kedua (driver) berkarakter sebaliknya, yaitu memiliki ide dan pemikiran kritis, inisiatif, kreatif, penuh tanggung jawab dan jujur, dapat menikmati proses dan memiliki kesadaran moral tinggi. Karakter tipe ini memiliki memiliki idealisme sebagai kaum intelektual, dan memiliki spirit akademikus yang tinggi.

Dalam kontek pendidikan karakter, memang sulit membentuk karakter siswa (peserta didik), sebab karakter tidak bisa diajarkan, tetapi ditanamkan melalui pembiasaan dan dibudayakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membentuk mental driver dibutuhkan latihan dan usaha keras. Akademikus dengan tipe penumpang ini lebih mudah melakukan plagiasi, yang dianggap sebagai akademikus pecundang.

Pendidikan menurut saya, harus menjadi lembaga paling jujur dan adil didunia ini, sebab jika lembaga pendidikan sudah teracuni dengan mengizinkan kegiatan kecurangan dan pencurian karya ilmiah, maka kepada siapa lagi negeri ini akan mengharapkan perbaikan generasi bangsa yang jujur dan amanah. Fenomena penangkapan Akil Mukhtar dalam operasi tangkap tangan KPK jelas menujukkan betapa sendi-sendi bangsa ini sudah "terkoyak", semoga tidak menjadi "roboh" dan bahkan "hancur", naudzubillah min dzalik. (@guszain)

2 komentar:

  1. Mudah - mudahan kita bisa mengawal pendidikan dengan nilai - nilai kejujuran dan mengantar peserta didik menjadi pribadi - pribadi handal, jujur dan berwawasan islam yang kuat..

    BalasHapus
  2. amin, perlu niat dan kerja keras semua, terutama para pemangku kebijakan mulai pusat sampai daerah.

    BalasHapus